Historiografi
HISTORIOGRAFI
KELUARGA
Assalamu'alaikum...
Nama
saya Rahma Alifatu Zahro, saya lahir pada tanggal 12 November 2001, tepatnya 16
tahun silam di sebuah kota kecil di Jawa Timur, yakni Kota Ngawi. Saya adalah
seorang anak yang lahir dari sebuah keluarga kecil. Didalamnya terdiri atas
ayah, ibu, saya, dan adik saya. Ibu saya bernama Titik Yuniarti, beliau lahir
pada tanggal 01 Juli 1971 di kota yang sama seperti saya. Ayah saya lahir pada
tanggal 15 Februari 1964 di sebuah kota bernama Madiun. Walaupun latar belakang
keluarga ibu dan ayah saya sangat jauh berbeda tetapi wilayah mereka masih
terletak dalam satu cakupan Provinsi Jawa Timur, diaman ciri fisik yang ada
tidak terlalu jauh berbeda. Selain itu, dikarenakan jarak Kota Ngawi dan Kota
Madiun yang masih termasuk dekat pun menjadi sebab ciri fisik saya, seperti
mata, hidung, dan mulut masih memiliki ciri fisik yang sama persis seperti
masyarakat daerah tersebut(ngawi dan madiun) pada umumnya. Adik saya sendiri
lahir pada tanggal 20 Maret 2010, ia lahir tepatnya 7 tahun yang lalu.Walaupun
kami berasal dari suku jawa, tetapi kami sekarang tinggal di Provinsi
Kalimantan Barat, tepatnya Kota Pontianak. Hal ini dikarenakan ayah saya yang
pada tahun 1980-an diajak kakak nya untuk berkuliah di Pontianak dan kemudian
hingga ayah saya lulus kuliah kemudian diangkat menjadi seorang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) ia tetap tinggal di Pontianak, kemudian setelah menikahi ibu saya,
ayah dan ibu saya menetap di daerah tersebut. Untuk lebih memahami sejarah
keluarga saya, maka perhatikah foto dibawah ini!
Foto
ini adalah sebuah foto yang diambil saat saya dan keluarga merayakan Hari Raya
Idul Fitri di Kota Pontianak. Lokasi pengambilan foto tersebut adalah di ruang
tamu rumah kami, pengambilan foto dilakukan setelah kami melakukan tradisi
sungkeman, yakni dengan saling mememinta maaf antara yang satu dengan yang
lain. Tradisi ini memang terkenal ada di setiap daerah pada saat acara
pernikahan, tetapi di suku kami, tradisi
ini selalu diterapkan pada saat merayakan idul fitri. Tradisi ini
memiliki filosofi yakni pada saat sungkeman, orang tua harus duduk di kursi dan
saya serta adik bersimpuh duduk dibawah sambil meraih serta mencium tangan
kedua orang tua sambil meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat.
Filosofinya adalah saaat orang tua harus duduk di atas kursi menandakan
derajat/posisi mereka yang dihormati dan dihargai harus diletakkan di posisi
yang tinggi dibandingkan posisi anak.
Walaupun
keluarga kecil kami jauh dari kota asal, tetapi kami tetap senang, karena masih
bisa berkomunikasi via telepon ataupun media sosial lainnya.
Perhatikan juga bagan keluarga
dibawah ini!
Keterangan :
·
Nur Kasiyo (12-12-1946) :
Kakek
·
Siti Pujiah (23-10-1953) :
Nenek
·
Zainal Arifin (1969) :
Paman
·
Titik Yuniarti (01-06-1971)
: Ibu
·
Sarof Mufidah (12-12-1982)
: Bibi
·
Rahma Alifatu Zahro (12
November 2001)
·
Afrijal Ahnaf (20 Maret
2010) : Adik
·
Azra Hayunindya Pramesti
(2015) : Sepupu
Setelah melihat bagan diatas kita
dapat mengetahui asal-usul keluarga ibu saya secara terinci. Ibu saya lahir
dari sebuah keluarga yang berasal dari sebuah desa kecil di Kota Ngawi. Tepat
nya di Desa Dempel, Dusun Ngelencong. Kakek dan nenek saya adalah penduduk asli
dari desa tersebut bukan transmigrasi atau merantau dari daerah lain. Kakek dan
nenek saya memiliki 3 anak yakni, paman saya(Zainal Arifin) sebagai anak
pertama, ibu saya adalah anak kedua, dan bibi saya(Sarof Mufidah) adalah anak
ketiga. Paman saya belum menikah. Ibu saya sudah menikah dengan ayah saya di
tahun 2000 akhir dan lahirlah saya di tahun 2001, kemudian adik saya yang kedua
ditahun 2004, tetapi adik saya yang baru lahir tersebut meninggal karena
terkena penyakit sejak di dalam kandungan ibu. Lalu lahirlah anak ketiga
dikeluarga kecil kami yang menjadi adik saya satu-satunya yang bernama Afrijal
Ahnaf pada tahun 2010 di Kota Pontianak
. Dan yang terakhir, bibi saya menikah pada tahun 2013 dengan seseorang yang
bernama Rizan Adiey, yang menjadi paman saya sekarang dan lahirlah anak dari
bulek saya yakni adik sepupu saya pada tahun 2015 di Kota Ngawi. Kakek dan
nenek saya berprofesi sebagai petani sebagaimana profesi masyarakat pedesaan
pada umumnya, tetapi nenek saya juga bekerja sebagai pedagang di Pasar Dempel,
sebuah pasar kecil yang berada di samping
rumah nenek dan kakek saya.
Foto
ini menjadi bukti sejarah atau peristiwa penting keluarag besar ibu saya, foto
ini diambil saat pernikahan bibi saya yang bernama Sarof Mufidah dan paman saya
Rizan Adiey. Difoto itu dilihat dari kiri ada ayah saya, ibu saya yang sedang
menggendong adik saya, lalu ada paman dan bibi saya,pakpuh,mbah putri atau
nenek, dan mbah kakung atau kakek saya. Foto ini menyisakan banyak kenangan
saat keluarga besar saya berkumpul di suatu acara yang insidental bagi keluarga
kami.
Setelah melihat sejarah tentang keluarga
ibu saya, mari perhatikanlah bagan silsilah keluarga ayah saya!
Keterangan
:
·
Alm.Mat Djalal (03-06-1922)
: Kakek
·
Almh.Marfu’ah ( 26-07-1928)
: Nenek
·
Sitin ( 11-10-1952) : Bibi
·
Suratin (04-05-1954) :
Paman
·
Alm.Suradi (10-11-1956) :
Paman
·
Suroto (03-08-1958) : Paman
·
Sumiati (12-05-1960) : Bibi
·
Sumartono (11-10-1962) :
Paman
·
Mulyono ( 15-02-1964) :
Ayah
·
Sudarno (06-08-1966) :
Paman
·
Sunarti ( 18-11-1969) : Bibi
·
Okti Dosowati (18-10-1971)
: Bibi
Seperti
yang pernah saya jelaskan di bagian awal pembuka. Ayah saya berasal dari tempat
yang berbeda dengan ibu saya, yakni tepatnya di daerah Kota Madiun. Yang lebih
jelasnya adalah di Desa Takeran. Ayah saya adalah anak ke tujuh dari sepuluh
bersaudara dan beliau lahir pada tanggal 15 Februari 1964 di Desa Takeran.
Almarhumah nenek saya dan kakek saya adalah penduduk asli desa tersebut, beliau
juga bekerja sehari- hari sebagai pedagang jajanan, pedagang merupakan mata
pencaharian yang umum di daerah tersebut. Almarhum kakek saya bermata
pencaharian sebagai petani, karena sawah yang letaknya tidak jauh dari rumah.
Pada umumya saudara kandung ayah saya bertempat tinggal di daerah sekitar
Madiun, akan tetapi hanya beberapa anak dari kakek dan nenek saya yang bertempat
tinggal jauh dari tempat tinggal asal keluarga kami. Salah satunya ayah saya,
bibi saya yang bernama Okti Dosowati dan Almarhum paman saya yang bernama
Suradi.
Untuk lebih mengenal keluarga saya, berikut ada foto yang merupakan
bukti sejarah keluarga ayah saya.
Foto
tersebut sangatlah berharga karena, dapat menjadi bukti sejarah yang kuat
tentang keluarga saya. Wlaaupun pada saat itu saya belum lahir tetapi dapat
membuat saya ingat bahwa asal-usul saya berasal dari keluarga tersebut. Difoto
tersebut ada mbah kakung atau kakek
saya(paling kiri), mbah puteri atau nenek, kakak nenek, dan pakpuh saya. Foto
ini diambil saat kakek dan nenek saya masih hidup dan dimabil di ruang keluarga
rumah mbah saya tepatnya di Madiun.
Foto ini juga menunjukkan ada sebuah kejadian penting keluarga ayah saya,
disana terdapat dua wanita yang tampak sudah berumur, pertama yang memakai baju
biru adalah nenek saya(ibu dari ayah), dan yang memakai baju orange adalah
kakak dari nenek saya, wanita yang masih ampak muda dan memekai baju berwarna
biru adalah bibi termuda di keluarga ayah saya yakni bulek Okti Dosowati,
kemudian lelaki yang tampak sudah berumur adalah kakek saya(ayah dari ayah) dan
dua lelaki yang tampak masih mudah yakni Pakpuh saya (kanan) yang bernama
pakpuh Martono dan Paklek Darno (kanan).
Komentar
Posting Komentar