Teori Masuknya Islam ke Indonesia



Assalamu’alaikum sahabat BlueSky. . .
Kali ini saya akan membahas tentang Teori Masuknya Islam ke Indonesia, seperti yang kita ketahui bersama, bahwa sampai saat ini masih banyak terjadi perselisihan tentang teori-teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Untuk itu sangat menarik jika kita membahas mengenai teori-teori tersebut. Berikut teori-teorinya. . . .

 
1.  Teori Gujarat


Makam Maulana malik Ibrahim

Makam Malik Assaleh
Teori pertama yang akan saya bahas adalah Teori Gujarat, Teori Gujarat adalah salah satu teori yang mengatakan bahwasanya penyebaran Islam di Indonesia dibawa atau disebarkan dari daerah Gujarat, India. Teori ini dicetuskan oleh Willem Frederick Sutterheim, Sucipto Wirjosuparto, Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang Gujarat(India) yang datang. J.Pijnapel, sejarawan berkebangsaan Belanda, menuturkan bahwa orang Arab bermazhab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak abad VII Masehi. Menurutnya, penyebaran Islam tidak secara langsung dilakukan oleh pedagarng yang berasal dari arab, melainkan pedagang dari Gujarat yang telah memeluk Islam, kemudian berdagang ke Indonesia.
     Menururt Sucipto Wiryosuparto, kebenaran teori ini didukung dengan adanya penemuan Batu nisan Sultan Malik As-Saleh dan Maulana Malik Ibrahim (tahun 1297) yang memiliki kemiripan dengan corak nisan yang ada di Gujarat, serta hubungan dagang penduduk Indonesia dengan India telah lama terjalin, melalui jalur perdagangan Indonesia – Cambay - Timur Tengah – Eropa.
     Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi, kelemahan lain adalah saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.

2.  Teori Persia


Teori Persia menyatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah dibawa melalui Kaum Syi’ah dari Persia(yang sekarang dikenal dengan Iran). Sebagai pencetus sekaligus pendukung teori Persia, Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi. Teori ini didukung oleh beberapa fakta, yakni sebagai berikut :
1.      Adanya kesamaan budaya dan tradisi antara masyarakat Persia dan Indonesia. Contohnya  tradisi perayaan 10 Muharram atau Asyuro, sebagai hari suci Kaum Syiah atas wafatnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dan tradisi tabuik/tabot yang berkembang di Bengkulu.
2.      Ajaran sufi Wihdatul Wujud Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah memiliki kesamaan dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia.
3.      Kesamaan tulisan kaligrafi yang terpahat pada nisan makam Islam di Indonesia dengan makam-makam di Persia.
4.      Penggunaan gelar “syah” pada raja-raja Islam di Indonesia.

     Serta terdapat bukti lain, yakni bukti yang telah diungkapkan oleh Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir Husein dengan mengemukakan bukti tambahan, yakni :
1.      Di Persia terdapat Suku Leran. Kemungkinan besar suku Leran berasal dari Jawa. Kemungkinan ini didukung dengan adanya kampung bernama Leran di Jawa Timur.
2.      Di Persia terdapat Suku Jawi. Suku Jawi diduga mengajarkan huruf Arab di Jawa. Huruf arab itu disebut sebagai huruf Arab Pegon yang sering digunakan pada naskah-naskah kuno kerajaan Islam.

Akan tetapi, meskipun terdapat banyak bukti pendukung kebenaran adanya Teori Persia, ternyata setelah ditelusuri, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk melakukan penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.

3.  Teori Arab atau Mekkah


Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Teori ini merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat. Teori ini mengatakan Islam dibawa para musafir Arab(Mesir) yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
  1. Pada abad 7 M yaitu tahun 674 M di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab) yang khas dengan Dinasti Umayyah yang saat itu populer di Arab dan Mesir, dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad 4 M. Hal ini sesuai dengan berita Cina.
  2. Kerajaan Samudera Pasai menganut aliran mazhab syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mekkah dan Mesir. Sedangkan Gujarat adalah penganut mazhab Hanafi. Jelaslah bahwa teori ini ingin menyanggah Teori Gujarat.
  3. Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al Malik, yaitu gelar yg berasal dari Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
4.  Teori China


Teori China termasuk teori yang baru dibandingkan teori lainnya yang dicetuskan oleh  Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby . Hubungan Nusantara dan China(Tiongkok) terbentuk karena hubungan jawa dan Cina(Tiongkok) pada akhir abad ke-8 atau awal abad ke-9 Masehi, baik dalam hubungan diplomatik maupun kontak dagang sudah berlangsung sejak klasik juh sebelum Islam datang ke kawasan Nusantara dan terus berlanjut hingga Cina dikuasai oleh Dinasti Ming(1368-1644 M). Karena saat itulah terjadi arus perhubungan yang cukup intensif antara Jawa dan China, lebih tepatnya Dinasti Ming dan Kerajaan Majapahit. Eksistensi China selain di Jawa Timur juga hampir merata di pesisir utara jawa, hal ini disaksikan oleh pengelana Belanda, Loedewicks dan Ibn Baituta, pengembara asal maghrib.
Teori ini didukung oleh beberapa bukti yaitu :
a.       Adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M;
b.      Adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa;
c.       Raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah);
d.      Gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China;
e.       Catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.
Bukti-bukti lain yang menyebutkan keberadaan muslim cina pada awal perkembangan Islam di jawa ditunjukkan  dalam babad tanah djawi, serat kandaning riggit purwa, carita(sadjarah) lasem, babad Cirebon, hikayat hasanuddin, dan lain-lain.
Selain itu juga dibuktikan  dengan adanya peninggalan kepurbakalaan cina seperti ukiran padas di masjid kuno Mantingan –Jepara, menara masjid di Pecinan Banten, konstruksi pintu makam  sunan giri di gresik, arsitektur keratin Cirebon beserta taman sunyaragi, konstruksi masjid demak terutama soko tata penyangga masjid beserta lambing kura-kura, konstruksi masjid sekayu di semarang, kelenteng ancol di Jakarta, kelenteng talang di Cirebon, kelenteng gedung batu di simongan semarang, dan sebagainya.

5.  Teori Maritim


Teori yang terakhir adalah Teori Maritim yang pertama kali dicetuskan oleh sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan umat Islam dalam menjelajahi samudera. Maka dari itu, tidak dijelaskan darimana asal Islam yang berkembang di Indonesia ini, berbeda dengan teori sebelumnya yang menjelaskan asal-usul Islam di Nusantara secara pasti, menurut teori ini masuknya Islam di Indonesia terjadi di sekitar abad ke 7 Masehi.
Jika teori-teori lain memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, Teori Maritim ini menyimpulkan bahwasannya Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke 7 Masehi dan mengalami perkembangan pada abad ke 13 masehi. Teori ini secara implisit, telah mengatakan bahwa pemegang peranan penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia(Nusantara) adalah bangsa Arab, Bangsa Persia, Bangsa Gujarat(India), dan Bangsa China.

Sumber :

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer