Flashback ke orde baru yuk. . .
SEJARAH TERJADINYA
TRAGEDI TRISAKTI
Assalamu’alaikum. . .
Kali ini saya mau membahas tentang. . .
-TRAGEDI TRISAKTI-
Apa yang terbesit di benak kalian jika mendengar kata
tersebut? Apakah kalian mengingat suatu
peristiwa yang penting bagi Negara Indonesia jika mendengar kata tersebut? Ya,
tentunya tidak asing lagi bagi para pelajar, karena peristiwa tersebut juga
terjadi pada palajar di Indonesia, lebih spesifiknya pada mahasiswa dari
Universitas Trisakti yang beralamat di Jalan Kyai Tapa No.1, Grogol petamburan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Kejadian ini terjadi pada Selasa,12 Mei 1998. Tragedi
Trisakti ini merupakan salah satu dari beberapa tragedi yang pernah mahasiswa
lakukan di Indonesia yang disebabkan karena ketidakpuasan masyarakat terhadap
pemerintah yang sedang berkuasa pada saat itu. Yang menuntut turunnya kekuasaan
kepresidenan pada masa itu, yang sedang dipegang oleh Bapak Presiden Soeharto.
Nah, pada penasaran kan bagaimana sih Tragedi Trisakti itu?
Yang mampu meruntuhkan kekuasaan pemerintah pada waktu itu. Untuk itu, pada
kesempatan kali ini saya ingin mengajak sahabat BlueSky untuk melintasi waktu,
mari kita kembali ke masa “orde baru” . . . .
Agar mempermudah untuk mempelajarinya mari kita menggunakan
5 konsep berpikir dalam sejarah.
Pertama, mari kita menggunakan konsep
berpikir Diakronik.
Sebelumnya, apasih
konsep bepikir diakronik itu?
Jadi, konsep berpikir
diakronik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu diachronic, yang artinya
dia adalah ‘melampaui’ dan khronos adalah ‘waktu’. Kesimpulannya,
konsep berpikir diakronik adalah berpikir mengenai peristiwa sejarah mengenai
peristiwa sejarah secara menyeluruh dalam runtutan waktu yang panjang, tetapi
ruang nya terbatas.
Jika dikaji dengan konsep berpikir diakronik,
terjadinya Tragedi Trisakti bermula saat terjadinya krisis keuangan di Asia
1997 yang dampaknya ternyata meluas hingga menyerang Indonesia juga. Indonesia
pun meminta agar IMF (Dana Moneter Internasional) membantu Indonesia, IMF gagal
dalam membantu Indonesia walaupun telah banyak melakukan usaha-usaha yang
dinilai mampu mengatasi berbagai permasalahan ekonomi ini. Hal ini dikarenakan
sikap kepala pemerintah Indonesia pada saat itu yang sedang dipimpin oleh Bapak
Soeharto yang melakukan patronase yang digunakan beliau untuk mempertahankan
kekuasaan dikarenakan dengan sistem patronase ia mampu mendapat dukungan dan
kedudukan kuat karena jabatan yang kuat dalam pemerintahan ia limpahkan kepada
keluarganya.
Bukannya semakin membaik, usaha-usaha yang dilakukan IMF
maupun pemerintahan Bapak Soeharto tidak membuahkan hasil yang mampu
memperbaiki keadaan malah memperburuk keadaan. Ditambah lagi saat bulan Maret
tahun 1998 Presiden Soeharto diangkat untuk menjadi presiden “lagi”, karena
itulah timbul protes-protes dari sebagian lapisan masyarakat Indonesia untuk
tidak mengangkat Presiden Soeharto sebagai presiden lagi. Hal ini disebabkan
pandangan dan kenyataan yang ada bahwa pemerintahan Bapak Soeharto tidak mampu
memulihkan kondisi perekonomian Indonesia yang sedang sakit, apalagi sikap
pemerintahan Bapak Soeharto yang patronase. Apalagi yang harus rakyat lakukan
selain menyarakan aspirasinya. Hingga terdengarlah suara rakyat pada 12 Mei
1998 yang menginginkan keadilan demokrasi, mahasiswa dari Universitas Trisakti
sebagai bagian dari masyarakat mencoba untuk malakukan demonstrasi di depan
gedung DPR/MPR yang kemudian mampu dikendalikan oleh Dekan FE dan FH
Universitas Trisakti. Namun oknum yang tidak bertanggung jawab malah menciptakan perselisihan kembali
antara pihak aparat dan mahasiswa, hingga aparat pun mengejek-ejek, melempar
gas air mata, dan bahkan melakukan penembakan secara membabi buta kepada
mahasiswa. Dapat dipastikan akibat dari tragedi tersebut adalah tewasnya empat
mahasiswa Universitas Trisakti, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto,
Hafidin Royan,
dan Hendriawan Sie. Aksi ini berlangsung hingga
pukul 19:30 hari itu juga dimana di jam itu mahasiswa bisa baru bisa pulang
dengan dijamin keamanannya oleh pihak kepolisian. Akhirnya, tuntutan mahasiswa Universitas
Trisakti mampu dikabulkan alias membawa dampak bagi pemerintah saat itu, hal
ini ditandai dengan lengsernya pemerintahan Presiden Soeharto pada tanggal 21
Mei 1998. Walaupun sebelumnya akibat dari tewasnya 4 orang dan luka-lukanya 217
mahasiswa Universitas Trisakti menimbulkan kemarahan pada masyarakat dengan
adanya aksi di daerah Grogol hingga Jakarta.
Dari pengertian diatas tadi, maksudnya menyeluruh dalam
runtutan waktu yang panjang adalah kejadian Trgedi Trisakti terjadi bukan karna
ada dengan sendirinya, tetapi ada karena
kejadian sebelumnya dan jika diruntutkan, ceritanya akan menghasilkan urutan
kejadian sesuai waktu yang runtut dan panjang menyesuaikan apa yang terjadi
sebelum dan sesudah kejadian. Dan menyemoit dalam ruang maksudnya, ruang dalam
kejadian tersebut berlangsung di suatu ruang lingkup tertentu.
Kedua, berbeda lagi jika digunakannya cara
berpikir sinkronik dalam menganalisisnya,
Sebelumnya, sinkronik
juga diambil dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti ‘dengan’ dan chronoss
yang berarti ‘waktu’. Menurut KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia) sebagai
segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa pada suatu masa. Misalnya
kondisi sosial ataupun budaya dan keadaan masa itu.
Jika dilihat dari cara
berpikir sinkronik, maka dapat dikatakan jika pada saat krisis ekonomi Asia
dipicu oleh Thailand yang memiliki hutang luar negeri yang besar yang menular
ke negara-negara lain di Asia terutama Indonesia, Indonesia pada saat itu
paling menderita dan tertekan, karena saat itu dampaknya tidak
tanggung-tanggung alias dampaknya tenyata menyeluruh terhadap sistem
pemerintahan di Indonesia bukan hanya perekonomian yang diserang tetapi juga
berdampak pada keadaan politik dan sosial di Indonesia. Karena dinilai rupiah
semakin tertekan, rupiah pun diputuskan untuk diambangkan bebas dan nilai
rupiah hanya mencapai 30% dari nilai yang pernah dicapai pada bulan Juni tahun
1997. Keadaan ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan yang berada di Indonesia
membeli dolar sehingga lebih banyak tekanan yang dialami oleh rupiah dan
memperburuk situasi utang yang dimiliki oleh para perusahaan. Sehingga
perusahaan-perusahaan di Indonesia (termasuk bank-bank) akan menderita kerugian
yang amat besar. Selain itu, tersediaan devisa menjadi langka karena
pinjaman-pinjaman baru untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak diberikan
oleh kreditur asing. Keadaan pada Indonesia saat itu benar-benar terpukul
karena karenanya 16 bank swasta harus ditutup, penurunan subsidi pangan dan
energi, dan menyarankan agar Bank Indonesia untuk menaikkan iklim suku bunga.
Apalagi kondisi pangan saat itu, mengapa? Karena pada saat itu Indonesia
dilanda El-Nino yang menyebabkan hasil pertanian saat itu mengalami kegagalan
dan hutan-hutan mengalami kebakaran.
Seperti pengentian sinkronik diatas tadi, dan pemaparan
saya mengenai keadaan yang saya bahas tentang perekonomian saat itu yang
mengalami krisis ekonomi yang menggerogoti sistem pemerintahan Indonesia.
Ketiga, dari sisi kronologi :
·
Tahun 1997 : Asia mengalami krisis
keuangan
· Oktober 1997 : IMF memberi pertolongan kepada Indonesia
atas krisis moneter yang melanda Indonesia.
· Maret 1998 : MPR tetap menetapkan Bapak Soeharto
sebagai presiden walaupun telah ditentang oleh Mahasiswa Universitas Trisakti.
· 12 Mei 1998 : Aksi damai civitas Universitas Trisakti
(pukul 10:30).
: Penurunan bendera
setengah tiang, menyanyikan lagu Indoensia Raya dan mengheningkan cipta sebagai
tanda prihatin terhadap kondisi Bangsa Indonesia (10:45).
: Massa mulai memanas dikarenakan kehadiran
aparat, disinilah massa meminta untuk melakukan long march.(12:25).
: Terjadinya tragedi trisakti,
mahasiswa melakukan demonstrasi ke gedung
DPR/MPR (pukul 12:30).
: Barikade aparat
kepolisian menghadang mahasiswa yang melakukan long march (12:50).
: Barisan terdepan
satgas menahan massa, sementara mahasiswa lain melakukan negosiasi dan
masyarakat turut serta dalam long march (13:00).
: Datangnya aparat
pengendalian massa, dikarenakan mahasiswa tidak mau mundur (12:20).
: Masih terus dilakukan negosiasi, dan polisi
memasang police line dan mahasiswa harus berjaran 15 meter dari police
line (14:00).
: Pengmuman hasil
negosisasi adalah kedua pihak mundur (16:45).
: Pembicaraan dengan
aparat yang meminta mahasiswa untuk kembali ke kampus dan akhirnya kedua belah
pihak mundur (16:55).
: Ada seorang oknum tak
dikenal yang kembali menyulut kemarahan mahasiswa yang disangka sebagai aparat
kepolisian ternyata bukan, sehingga terjadinya tragedi terulang lagi (17:00).
: Kemarahan mahasiswa dapat diredam, namun
pihak aparat kali ini malah yang menciptakan api pergolakan kemudian pihak
aparat melempar gas air mata dan menembak secara membabi buta (17:05).
: Aksi tembakan dari
aparat mulai mereda dan terjadilah evakuasi korban (18:00).
: Pemulangan mahasiswa
yang dijamin keselamatannya (19:30).
·
21 Mei 1998 : Lengsernya pemerintahan Bapak Soeharto
(09:05).
Keempat, jika dilihat dari sudut pandang ruang
Kejadian atau tragedi
ini terjadi di Universitas Trisakti yang beralamat di Jalan Kyai Tapa No.1, Grogol
petamburan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan gedung DPR/MPR yang berada di Jl.
Jenderal Gatot Subroto RT.1/RW.3, Senayan, Kebayoran Baru, RT.1/RW.3, Gelora,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Kelima dari sudut pandang waktu : tragedi ini terjadi tanggal 12 Mei 1998 dari
pukul 12:30 sampai 19:30
Sekian, informasi dari saya Wassalamu’alaikum. . .
Komentar
Posting Komentar